Selasa, 18 Desember 2012

Relationship

Yak sesuai dengan Judulnnya, gue mau bahas apa yang ada di fikiran gue saat ini. Gak tau kenapa tiba tiba gue  mikirin ini.
Hmm gini, gue heran sama kaka kaka gue yang pada awet awet banget pacarannya.
Kakak Pertama gue Mas Teguh, gue gatau pasti sih dia pacaran sama Mb Irul berapa tahun, yang pasti mereka itu LDR dan tau-tau udah nikah aja. Padahal Mas Teguh itu playboy, tapi akhirnya ya tetep sama Mb Irul, sekarang udah punya anak 2. Anak yang pertama (Tariza) sekarang umurnya udah 12 tahun (Yak gue punya ponakan pertama kali umur 6 tahun, hebat ya?) dan yang ke dua (Rio) udah 7 tahun.
Kakak gue yang ke dua Mb Dian. Kurang lebih Mb Dian itu pacaran sama Bang Ozy sekitar 8 tahunan, setau gue sih sejak lulus SMP, itu juga baru 3 tahun pacaran (sampe lulus SMA) udah LDR karena Bang Ozynya di kirim ke Kalimantan dari tempat kerjanya, waktu itu juga belum ada webcam kayak sekarang, tarif nelpon aja masih mahal banget, jadi mereka cuma surat suratan gitu *So sweet ya??* dan sekarang Mb Dian sama Bang Ozy udah nikah dan punya anak 3 pula. Yang pertama (Syahla) sekarang umurnya udah 8 tahun, yang kedua (Fauzan) umurnya udah 6 tahun, dan yang terakhir (Haziq :*) umurnya baru mau setahun tanggal 27 Desember ini.
Kakak gue yang ke tiga Mb Ari. Mb Ari ini hebat juga looooh. Mb Ari sama Mas Lutfi itu pacaran udah 10 tahunan (kurang lebih). Padahal hubungan mereka sangat sangat di tentang sama keluarga dari pihak Mb Arinya, kayak Bapaknya(gue satu bapak cuma sama Aa Tony, yang lainnya satu mama) dan Mamah, juga Om Om dari keluarga Mamah. Yaa alasan mereka sangat beragam buat menentang hubungan Mb Ari sama Mas Lutfi. Tapi mereka kuat, buktinya ampe 10 tahunan mereka masih pacaran, dan beberapa hari ini mau nikah pula walaupun bapaknya masih nentang hubungan mereka. Tapi gue salut banget sama perjuangan mereka mempertahankan hubungan sampe bertahun tahun gitu.
Kakak gue yang ke empat Aa Tony. Ih ini orang playboy kelas beraaaat!! Tapi gue heran ada aja loh cewe yang mau pacaran sama dia, padahal kalo menurut gue sebagai adenya dia itu kagak ada ganteng-gantengnya, gualak iya! Tapi playboy playboy gitu Aa pernah loh pacaran sama cewe sampe 5 tahun lebih, namanya Ka Iin. Emang sih putus nyambung, tapi hebat loh kaka gue yang seorang playboy gitu bisa pacaran sampe 5 tahun lebih. Ituu ka Iinnya yang polos atau kebangetan polos ya? Masalahnya kak Iin juga tau loh kalo Aa itu suka main belakang, suka jalan sama cewe lain di belakang ka Iin, pernah jadian malah, tapi kuat ya mereka. Cckckkck saluuuut.
Lah gue?? jangan di tanya please -_-
Bagi kakak kakak gue, gue itu satu satunya sodara mereka yang pacarannya paling gak awet. Gila enak aje!
Tapi iya juga sih, tapi kan gue bakal pertahanin hubungan gue biar awet kalo cowonya gak aneh-aneh atau gak selingkuhin gue. Buktinya gue pacaran sama Eka awet sampe mau 2 tahun (cuma mau 2 tahun sik -_-), tapi itu juga kalo ekanya gak selingkuh mungkin ampe sekarang juga masih *TAPI LOH YA* sayangnya dia selingkuh, padahal baru LDR 2 bulan ckck dasaar cowo ngeselin -_-!
Aaaaaa tapi pengen banget kayak kakak kakak gue yang pacarannya aweeeet banget, malah pada sampe nikah. Haduuuuh sumpah iri banget sama kakak kakak gueeee x_x
Kapaaaan gue bisa pacaran awet kayak mereka :"""(
Yaaak serahkan semuanya pada yang di Atas saja lah yaaa *emang diatas ada apaan?* *sorry gila*

Senin, 17 Desember 2012

16-06-2004 :"(

Sabtu, 12 Juni 2004. Mama menanyakan padaku, ingin merayakan ulang tahunku dengan mengundang teman-teman makan di rumah atau makan di luar seperti biasa bersama keluarga, dan aku memilih untuk mengundang teman-temanku makan di rumah. Keesokannya, pagi-pagi sekali mama mengajakku pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan yang akan di gunakan untuk memasak makanan di hari ulang tahunku yang ke 10 tahun, besok hari yaitu tanggal 14 Juni 2004. Kami berkeliling pasar depan komplek rumah, setelah semua bahan-bahan yang sudah di beli kami pun pulang ke rumah. Mamapun segera membersihkan bahan-bahan masakan dan di simpan di kulkas. Selama menyiangkan sayur-sayuran dan bahan masakan lainnya, mama mengeluh ke kaka iparku Mb Irul, mama bilang bahwa badan mama sudah tidak kuat lagi sebenarnya, mudah sekali capai dan sangat lemas, tapi mama memaksakannya demi ulang tahunku.
Keesokan harinya tepat tanggal 14 Juni, dimana itu adalah hari ulang tahunku. Pagi-pagi sekali mama sudah mulai memasak di bantu oleh kaka iparku Mb Irul dan akupun berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah, aku bersama dengan teman-temanku menuju rumahku untuk merayakan hari ulang tahunku. Sampai di rumah semua masakan dan kue sudah tersaji di meja makan. Aku sangat bahagia, karena aku bisa merayakan hari ulang tahunku bersama teman-temanku. Aku melihat teman-temanku menyantap semua makanan dengan lahap dan sangat menikmatinya. Kata mereka masakan mamaku sangat enak, aku senang sekali mendengarnya. Kami pun berfoto-foto, tapi entah kenapa mama tidak mau di foto saat itu. Sore harinya saat semua teman-temanku sudah pulang, mama terlihat sangat kelelahan, sangat lemas, namun aku fikir mama hanya kecapaian karena sudah bangun pagi-pagi sekali untuk memasakan aku. Kakak pertamaku Mas Teguh dengan Mb Irul dan keponakanku pun akhirnya pulang di malam harinya. Namun kakak pertamaku memiliki firasat buruk, entah firasat apa itu. Benar saja, di tengah perjalanan mereka terjatuh dari motor tanpa sebab, semakin menjadi lah firasat negative yang ada di benak Masku tersebut.
Keesokan harinya, seperti biasa, aku bangun tidur langsung mandi dan berangkat sekolah. Namun aku melihat mama sangat lemas, aku jadi tidak tega meninggalkannya untuk berangkat sekolah, tapi mama meyakinkanku bahwa Beliau tidak apa-apa. Selama di sekolahpun aku sangat mengkhawatirkan keadaan mama. Sepulang sekolah, aku melihat mama hanya tiduran di kamar, aku pun menemaninya sampai akhirnya aku tertidur di samping mama. Sore harinya saat aku terbangun dari tidur, menyuruhku untuk mengambilkan obat, saat itu mama demam tinggi. Sebisa mungkin aku merawat mama sepanjang sore sampai malam hari. Aku mengambilkan mama makanan, minum serta obat. Mama tidak memakan semua makanannya, beliau hanya makan sedikit, katanya sangat mual. Akhirnya mama pun muntah-muntah di piringnya. Saat itu aku sama sekali tidak merasa jijik untuk membersihkannya, selesai membersihkannya aku menemani mama tidur di kamar, aku mengompres kening mama, tidur di sampingnya sampai aku tertidur. Malam harinya saat papa pulang, papa menyuruhku untuk pindah ke kamarku, namun aku tidak mau, aku tidak mau jauh-jauh dari mama, aku mau tidur dekat mama, dan papa pun mengijinkan.
Rabu, 16-06-2004. Pagi harinya, saat aku terbangun mama dan papa sudah tidak ada di sampingku. Aku keluar kamar, ternyata papa sedang duduk di kursinya seperti biasa, membaca koran dan mengopi. Aku bertanya ke papa "Pah, mama dimana?", Papa menjawab " Gatau, tadi papa bangun mama sudah tidak ada, mungkin sedang ke pasar atau sedang membeli sarapan. Sudah ade mandi dulu saja, nanti juga mama pulang". Aku pun segera mandi karena hari pun sudah mulai siang. Selesai mandi dan berseragam, papa teriak dari kamar mandi di kamarnya "Ade! Ambilin handuk mama cepat! Mama pingsan di kamar mandi!", akupun segera berlari mengambil handuk mama dan memberikannya ke papa, papapun segera mengangkat mama ke kasur. Aku bingung, apa yang terjadi pada mama. Aku pun memohon mohon pada papa untuk tidak sekolah hari itu, aku ingin menjaga mama. Beberapa menit kemudian mama tersadar dan melihatku di sampingnya. Namun tatapannya kosong, akupun mencoba untuk bertanya "Mah, mama kenapa?", tapi mama tidak menjawab, mama hanya menatapku yang berada di sebelah kanannya, kemudian berbalik ke sebelah kiri perlahan-lahan dengan mengucapkan istighfar. Aku mulai sedih, ada apa dengan mama? :"(
Selesai mandi, papa segera menyuruhku menelpon Mas Teguh dan Mb Ari  kakakku yang ke tiga, menyuruh mereka segera ke rumah, dan menelpon Mb Dian kaka ke duaku yang saat itu tinggal di kalimantan bersama suaminya, dengan terisak-isak aku menceritakan apa yang terjadi pada mama. Mb Dian segera menelpon dokter yang biasa memeriksa mama yang kebetulan kenal dekat dengan Mb Dian karena sebelum pindah ke kalimantan Mb Dian bekerja di Apotek Tempat dr. Ira bekerja. Jam 7 lewat, dr. Ira pun datang dan memeriksa mama, kata dr. Ira, mama mengalami darah rendah sehingga mungkin saat sedang mandi Mama pusing dan jatuh pingsan, papa pun diminta untuk membuatkan teh kental yang sangat manis agar tensi mama kembali normal. Tak lama dr. Ira pulang, Mb Ari, Mas Teguh dengan Istri dan anaknya pun sampai dirumahku. Kami semua berkumpul di kamar mama, memijat mijat kaki mama yang sangat dingin, Mas Teguh mencoba untuk berbicara pada mama selama papa membuatkan mama bubur, Mas Teguh menunjukan kepada mama bahwa kami adalah anak-anak mama. Namun mama tidak merespon, mama hanya melihat kami satu persatu dengan tatapan kosongnya dan sesekali menyebutkan nama Allah. Tak lama bubur matang, dan papa pun menyuapi mama sementara kami semua anak-anaknya menunggu di luar kamar. Mas Teguh pun menelpon Bude Bas, kakaknya mamah dan memberitahukan kabar mamah. Tak lama Bude Bas datang dengan anaknya yang bernama Mas Tito, dan Aa Toni kakak ke empatku yang sedang bersekolah sampai di rumah karena di telpon oleh papah dan diberitahukan kondisi mama saat itu.Semuanya berkumpul dikamar mama, Budeku mencoba berbicara dengan mama, namun tetap saja mama tidak merespon, mama hanya berbaring resah dengan sesekali mengucap asma Allah. Namun saat sedang ingin buang air kecil, mama melihat ke arah papa dan entah kenapa papa mengerti bahwa mama ingin buang air, dan papah pun membantu mama ke kamar mandi sampai kembali berbaring kembali di tempat tidur. Namun sejam kemudian mama sudah tidak bisa bergerak-gerak, mama pun buang air di tempat tidur. Akhirnya jam 9 pagi papah meminjam mobil temannya untuk membawa mama ke Rumah Sakit karena papa sudah sangat kasihan melihat kondisi mama yang semakin lemah. Aku hanya menunggu dirumah bersama Kaka Iparku Mba Irul, namun selama di rumah aku menangis tidak berhenti dan tidak mau makan walaupun sudah di bujuk oleh Mb Irul. Aku pun tiduran di kamar mama sambil menangis, aku sangat takut kehilangan mama, aku tidak mau mama pergi meninggalkanku. Dan akhirnya aku pun tertidur dan saat bangun hari sudah sore. Aku melihat ke sekelilingku, sangat sepi dan tidak ada mama :"( akupun menangis kembali. Mb Irulpun menyuruhku untuk mandi dan sholat ashar, mendoakan mama agar mama cepat sembuh, dengan terisak isak aku mandi dan sholat ashar, selesai sholat dan berdo'a Mas Teguh pulang membawakan Fried Chicken, namun aku tidak mau makan, aku terus menanyakan kondisi mama kepada mas Teguh, Mas Teguh menenangkanku dengan bilang mama sudah tidak apa-apa, mama sudah membaik, mama sudah bisa tersenyum melihat orang-orang di sekitarnya, namun tetap saja aku menangis dan tidak mau makan, sampai Mas Teguh ikut menangis dan memelukku, meyakinkanku bahwa mama tidak apa-apa. Akhirnya akupun mau makan walaupun hanya sedikit. Selesai makan akupun Sholat magrib dan berdo'a meminta kesembuhan untuk mama, dan setelah sholat, aku di suruh tidur oleh Mas Teguh, akupun meminta kepada Mas Teguh dan Mba Irul untuk membangunkanku di tengah malam karena aku ingin sholat tahajud. Sekitar jam 11 malam, suara motor papa membangunkanku, tapi aku tidak langsung keluar kamar, aku mengintip dulu dari dalam kamar. Mb Irul menanyakan kabar mama kepada papah, dan papa bilang bahwa kondisi mama memang lemah, tadi sore mama sesak nafas sehingga membutuhkan selang Oxygen. Aku yang mendengar itu segera keluar kamar dan menanyakan kabar mama kepada papa, tapi papah bilang mama baik-baik saja. Aku tau papa sedang membohongiku saat itu. Papa masuk kamar untuk mengambil perlengkapan yang dibutuh kan mama, namun sekitar jam setengah 12 malam, Mb Ari menelpon papah memberitahukan bahwa mama saat ini sedang susah nafas, sedang di tangani oleh dokter dan suster dan ada pula ustadz dari Rumah Sakitnya, telpon di matikan dan aku melihat ke arah papa dengan cemas, Mb Irul menanyakan apa yang terjadi pada mama, Papa menceritakan bahwa mama sedang susah bernafas, saat itulah aku mulai menangis, papa hanya memelukku dan bilang bahwa besok pagi aku akan di ajak ke Rumah Sakit untuk menjenguk mama. Namun tak lama berselang sekitar pukul 23.45 Mb Ari menelpon papa lagi dan bilang bahwa mama sudah meninggal, aku menatap ke arah papah dan menanyakan apa yang terjadi pada mama, tapi papa hanya bilang " Ade, mama sudah tidak ada, ade harus ikhlas melepas kepergian mamah. yah? ade kan anak pintar, ikhlasin mama pergi, biar mama tenang perginya", saat itu yang aku rasakan dadaku sangat sesak dan percaya tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh papah, Mb Irul sudah mulai menangis, dan akupun ikut menangis sangat keras, aku berteriak memanggil Mama. Menangis sejadi jadinya sampai Mb Irul memelukku sangat erat dan bilang "ade harus ikhlas, biar mama tenang, ade harus kuat". Namun aku tidak bisa menahan jeritanku, yang ada di fikiranku aku tidak ingin mama pergi, aku tidak ingin kehilangan mama :""( . Tante Rita tetanggaku pun datang menghampiriku yang saat itu sedang menangis dan menjerit-jerit, ia memelukku sangat erat dan ikut menangis saat mengetahui mamaku sudah tidak ada lagi di dunia ini, karena tante Rita sudah menganggap Mamaku sebagai mamanya sendiri, ya memang mama adalah seseorang yang sangat ramah dan pendengar yang baik, jadi banyak yang menganggap mama sudah seperti Mama mereka sendiri. Aku masih terus-terusan menangis sampai akhirnya papa memelukku dan berkata "Ade mau ke Rumah Sakit liat mama? tapi ade janji di depan mama ade harus kuat, ade gak boleh nangis nanti mama sedih kalo liat  ade nangis" aku hanya mengangguk dan mencoba untuk berhenti menangis walaupun air mata masih mengalir di pipiku. Aku menaiki mobil Om Aan(Suami Tante Rita) bersama papah menuju Rumah Sakit, selama di perjalanan aku mencoba untuk tidak menangis, sesampai di Rumah sakit aku merasa sangat lemas, aku takut kalau aku tidak kuat untuk menahan tangis di depan jenazah mama. Dan akhirnya aku menguatkan diriku dan berjalan menuju ruang ICU dilantai 2. Di depan ruang ICU ada Aa Tony dan Mb Ari yang sedang menagis terisak isak, saat mereka melihatku mereka langsung memelukku, akupun tidak kuasa menahan tangis itu, akhirnya akupun menangis kembali. Mb Ari bicara padaku bahwa kalau aku ingin melihat mama, aku tidak boleh menangis di depan mama, kami pun masuk ke dalam ruang ICU, dan aku melihat mama sudah di tutupi oleh selimut putih, saat ku buka selimut yang menutupi wajah mama yang kulihat wajah mama saangaaat pucat, tapi mama tertidur dengan senyuman :""") Mb Ari menyuruhku untuk mencium mama untuk terakhir kalinya, tetapi air mataku tidak boleh mengenai wajah mama, aku pun mencium pipi mama, wajahnya dingin, aku sangat ingin menangis setelah mencium pipi mama, tapi aku mencoba untuk kuat. Setelah papa mengurus semua administrasi rumah sakit, aku pun pulang dengan papah, Om Aan dan Aa Tony. Sesampainya di rumah, di depan rumah sudah sangat sepi tetangga yang berbela sungkawa dan menunggu kedatangan jenazah mama kerumah, semalaman aku tidak tidur sampai akhirnya sekitar pukul 3 pagi ambulans yang membawa jenazah mama sampai di rumah. Namun selama jenazah mamah dirumah, aku tidak menangis, tidak tahu kenapa. Aku bisa tersenyum dan bercanda dengan keponakanku. Namun setelah Jenazah mama di kebumikan, aku selalu menangis setiap ada orang yang datang kerumah untuk berbelasungkawa :"(( rasanya masih tidak percaya bahwa mama sudah tidak ada :"(( dan ternyata perayaan ulang tahunku adalah kado terakhir dari mama untukku :""(
I'll always love you Mom, you'll always in my heart :"(